Slider
Travel
Performance
‹
›
Cute
My Place
Slider
Racing
Videos

1). Aku adalah tempat yg paling gelap di antara yang gelap, maka terangilah aku dgn TAHAJUD.
2). Aku adalah tempat yang paling sempit, maka LUASKAN aku dengan ber SILATURAHIM.
3). Aku adalah tempat yang paling sepi maka RAMAIkanlah aku dengan perbanyak baca AL-QUR'AN.
4). Aku adalah tempatnya binatang-binatang yang menjijikan maka racunilah ia dengan Amal SEDEKAH
5). Aku yang menyepitkanmu hingga hancur bilamana tidak Solat, bebaskan sempitan itu dengan SOLAT
6). Aku adalah tempat untuk merendammu dengan cairan yang sangat amat sakit, bebaskan rendaman itu dengan PUASA..
7). Aku adalah tempat Munkar dan Nakir bertanya, maka Persiapkanlah jawapanmu dengan Perbanyak mengucapkan Kalimah "LAILAHAILALLAH"..
ARTIKEL ISLAM

Oleh : Al-Imam Adz-Dzahabi rahimahullah
Allah ta’ala telah berfirman :
إِنَّمَا السَّبِيلُ عَلَى الَّذِينَ يَظْلِمُونَ النَّاسَ وَيَبْغُونَ فِي الأرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ أُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
“Sesungguhnya dosa itu atas orang-orang yang berbuat dhalim kepada manusia dan melampaui batas di muka bumi tanpa hak. Mereka itu mendapat ‘adzab yang pedih” [QS. Asy-Syuuraa : 42].
كَانُوا لا يَتَنَاهَوْنَ عَنْ مُنْكَرٍ فَعَلُوهُ لَبِئْسَ مَا كَانُوا يَفْعَلُونَ
“Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan munkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu” [QS. Al-Maaidah : 72].
كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْؤُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ...
”Setiap orang di antara kalian adalah pemimpin, dan setiap orang di antara kamu akan dimintai pertanggungan jawab atas apa yang dipimpinnya...”.[1]
مَنْ غَشَّنَا فَلَيْسَ مِنَّا.
”Barangsiapa yang menipu kami, maka ia bukan termasuk golongan kami”.[2]
الظُّلْمُ، ظُلُمَاتٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ.
Kedhaliman itu merupakan kegelapan di hari kiamat”.[3]
أَيُّمَا رَاعٍ غَشَّ رَعِيَّتَهُ فَهُوَ فِي النَّارِ.
”Pemimpin mana saja yang menipu rakyatnya, maka tempatnya di neraka”.[4]
مَنِ اسْتَرْعَاهُ اللهُ رَعِيَّةً ثُمَّ لَمْ يُحِطْهَا بِنُصْحٍ إِلَّا حَرَّمَ اللهُ عَلَيْهِ الجَنَّةَ. متفق عليه. وفي لفظ : يَمُوتُ حِينَ يَمُوتُ وَهُوَ غَاسِ لِرَعِيَّتِهِ إِلَّا حَرَّمَ اللهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ.
”Barangsiapa yang diangkat oleh Allah untuk memimpin rakyatnya, kemudian ia tidak mencurahkan kesetiaannya, maka Allah haramkan baginya surga” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim]. Dalam lafadh yang lain disebutkan : ”Ia mati dimana ketika matinya itu ia dalam keadaan menipu rakyatnya, maka Allah haramkan baginya surga”.[5]
مَا مِنْ أَمِيْرِ عَشْرَةٍ إِلَّا يُؤْتَى بِهِ مَغْلُولَةً يَدَهُ إِلَى عُنُقِهِ، أطْلَقَهُ عَدْلُهُ أَوْ أوْبَقَهُ جَورُ
”Tidaklah ada seorang pun yang memimpin sepuluh orang, kecuali ia didatangkan dengannya pada hari kiamat dalam keadaan tangannya terbelenggu di lehernya. Entah keadilannya akan membebaskannya ataukah justru kemaksiatannya (kedhalimannya) akan melemparkanya (ke neraka)”.[6]
اللَّهُمَّ مَنْ وَلِيَ مِنْ أَمْرِ هَذِهِ أُمَّتِي شَيْئاً فَرَفَقَ بِهِمْ، فَارْفُقْ بِهِ. وَمَنْ شَقَّ عَلَيْهَا فَاشْفُقْ عَلَيْهِ. رواه مسلم.
”Ya Allah, siapa saja yang mengurus urusan umatku ini, yang kemudian ia menyayangi mereka, maka sayangilah ia. Dan siapa saja yang menyusahkan mereka, maka susahkanlah ia” [Diriwayatkan oleh Muslim].[7]
سَيَكُونُ أُمَرَاءُ فَسَقَةٌ جَوَرَةٌ، فَمَنْ صَدَّقَهُمْ بِكَذِبَهُمْ، وَأَعَانَهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ فَلَيْسَ مِنِّي وَلَسْتُ مِنهُ، وَلَنْ يَرِدَ عَلَيَّ الْحَوْضَ.
”Akan ada nanti para pemimpin yang fasiq lagi jahat. Barangsiapa yang membenarkan kedustaan mereka dan menolong kedhalimannya (atas rakyatnya), maka ia bukan termasuk golonganku dan aku bukan termasuk golongannya. Ia tidak akan sampai pada Al-Haudl (telaga)”.[8]
مَا مِنْ قَوْمٍ يُعْمَلُ فِيهِمْ بِالْمَعَاصِي هُمْ أَعَزُّ وَأَكثَرُ مِمَّنْ يَعمَلُهُ، ثُمَّ لَمْ يُغَيِّرُوا إِلَّا عَمّهُمُ اللهُ بِعِقَابٍ.
”Tidaklah satu kaum yang di dalamnya dikerjakan satu perbuatan maksiat, dimana mereka yang tidak mengerjakan kemaksiatan itu lebih kuat dan lebih banyak daripada yang mengerjakannya, namun mereka tidak mengubah kemaksiatan tersebut; niscaya Allah akan menimpakan hukuman adzab pada mereka semua”.[9]
وروى أبو عبيدة بن عبد الله بن مسعود، عن أبيه قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : وَالَّذَي نَفْسِي بِيَدِهِ لَتَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَلَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ، وَلَتَأْخُذَنَّ عَلَى يَدِ الْمُسِيءِ، وَلَتَأْطِرُنَّهُ عَلَى الْحَقِّ أَطْراً، أَوْ لَيَضْرِبَنَّ الله بِقُلُوبِ بَعْضِكُمْ عَلَى بَعْضٍ ثُمَّ يَلْعَنَكُمْ كَمَا لَعَنَهُمْ - يعني بني إسرائيل - عَلَى لِسَانِ دَاوُدَ وَعِيسَى ابْن مَرْيَمَ.
Abu ’Ubaidah bin ’Abdillah bin Mas’ud meriwayatkan dari ayahnya, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ’alaihi wa sallam : “Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, hendaklah kalian menyuruh yang ma’ruf dan mencegah yang munkar, mengambil tangan orang-orang yang bersalah dan mengembalikannya kepada kebenaran dengan sebenar-benarnya; atau Allah akan memisahkan hati sebagian kalian dengan sebagian yang lain, kemudian Allah melaknat kalian sebagaimana Allah telah melaknat mereka – yaitu Bani Israail – melalui lisan Dawud dan ‘Isa bin Maryam”.[10]
Dan dari Aghlab bin Tamiim : Telah menceritakan kepada kami Al-Mu’allaa bin Ziyaad, dari Mu’aawiyyah bin Qurrah, dari Ma’qil bin Yasaar, dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda :
صِنْفَانِ مِنْ أُمَّتِيْ لَا تنَالُهُمَا شَفَاعَتِيْ : سُلْطَانٌ ظَلُوْمٌ غَشَوْمٌ، وَغَالٍ فِي الدِّيْنِ، يَشْهَدُ عَلَيْهِمْ وَيَبْرَأُ مِنْهُمْ
“Ada dua golongan dari umatku yang tidak akan disentuh oleh syafa’atku : (1) seorang pemimpin yang dhalim lagi penipu, dan (2) orang yang berlebih-lebihan dalam agama (ghulluw) yang bersaksi atas (kepemimpinan) mereka namun berlepas diri dari mereka”.
Hadits ini lemah (dla’iif). Ibnu Maalik telah meriwayatkan dimana ia berkata : Telah berkata Manii’ : Telah menceritakan kepadaku Mu’aawiyyah bin Qurrah, dengan lafadh semisal. Adapun Manii’ ini, tidak diketahui siapa dia sebenarnya.[11]
Telah berkata Muhammad bin Juhaadah, dari ‘Athiyyah, dari Abu Sa’iid Al-Khudriy secara marfuu’ :
أَشَدُّ النَّاسِ عَذَابًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِمَامٌ جَائِرٌ
“Orang yang paling pedih/keras siksanya pada hari kiamat adalah pemimpin/imam yang dhalim”.[12]
Dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda :
أَيُّهَا النَّاسُ : مُرُوا بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ قَبْلَ أَنْ تَدْعُوا اللهَ فَلَا يَسْتَجِيْبُ لَكُمْ، وَقَبْلَ أَنْ تَسْتَغْفِرُوهُ فَلَا يَغْفِرُ لَكُمْ، إِنَّ الْأَمْرَ بِالْمَعْرُوْفِ وَالنَّهْيَ عَنِ الْمُنْكَرِ لَا يَدْفَعُ رِزْقًا وَلَا يُقَرِّبُ أَجَلًا، وَإِنَّ الَأَحْبَارَ مِنَ الْيَهُودِ وَالرُّهْبَانَ مِنَ النَّصَارَى لَمَّا تَرَكُوا الْأَمْرَ بِالْمَعْرُوفِ وَالنَّهْيَ عَنِ الْمُنْكَرِ لَعَنَهُمُ اللهُ عَلَى لِسَانِ أَنْبِيَائِهِمْ ثُمَّ عَمَّهُمْ بِالْبَلَاءِ
“Wahai sekalian manusia : Perintahkanlah untuk berbuat yang ma’ruf dan melarang perbuatan munkar sebelum kalian berdoa kepada Allah namun Ia tidak mengabulkannya, dan sebelum kalian meminta ampun kepada-Nya, namun Ia tidak mengampuni kalian. Sesungguhnya memerintahkan kepada yang ma’ruf dan melarang dari perbuatan munkar tidak berakibat tertahannya rizki dan mendekatkan apa yang tertahan/tertunda. Dan sesungguhnya para rahib dari kalangan Yahudi dan pendeta dari kalangan Nashrani ketika mereka meninggalkan perbuatan memerintahkan kepada yang ma’ruf dan melarang dari perbuatan munkar, Allah melaknat mereka melalui lisan para nabi mereka, kemudian menimpakan bencana pada mereka secara merata”.[13]
Beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
مَنْ أَحْدَثَ فِيْ أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ
“Barangsiapa yang mengada-adakan sesuatu dari urusan kami yang bukan berasal darinya, maka ia tertolak”.[14]
مَنْ أَحْدَثَ حَدَثًا أَوْ آوَى مُحْدِثًا فَعَلَيْهِ لَعْنَةُ اللهِ وَالْمَلَائِكَةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِيْنَ، لَا يُقْبَلُ مِنْهُ صَرفًا وَلَا عَدْلًا
“Barangsiapa yang melakukan perbuatan jahat atau melindungi pelaku kejahatan, maka baginya laknat dari Allah, para malaikat, dan seluruh manusia. Tidak diterima darinya amal wajib maupun amal sunnah (yang ia kerjakan)”.[15]
مَنْ لَا يَرْحَمُ لَا يُرْحَمُ
“Barangsiapa yang tidak menyayangi (saudaranya), maka ia tidak akan disayangi (oleh Allah)”.[16]
لَا يَرْحَمُ اللهُ مَنْ لا يَرْحَمُ النَّاسَ
“Allah tidak akan menyayangi orang yang tidak menyayangi manusia”.[17]
مَا مِنْ أَمِيْرٍ يَلِي أُمُورَ الْمُسْلِمِيْنَ لَا يَجْهَدُ لَهُمْ وَيَنصَحُ لَهُمْ؛ إِلَّا لَمْ يَدْخُلْ مَعَهُمُ الْجَنَّةَ
“Tidak ada seorang pemimpin/penguasa pun yang diserahi urusan kaum muslimin kemudian ia tidak bersungguh-sungguh mengurusi mereka dan menasihati mereka, melainkan ia tidak akan masuk surga bersama mereka”.[18]
مَنْ وَلَّاهُ اللهُ شَيئًا مِنْ أُمُوْرِ الْمُسْلِمِيْنَ فَاحْتَجَبَ دُونَ حَاجَتِهِمْ وَخَلَّتِهِمْ وَفَقْرِهِمْ احْتَجَبَ اللهُ دُونَ حَاجَتِهِ وَفَقْرِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Barangsiapa yang diserahi kepemimpinan terhadap urusan kaum muslimin namun ia menutup diri tidak mau tahu kebutuhan mereka dan kefakiran mereka, niscaya Allah tidak akan memperhatikan kebutuhannya dan kefakirannya di hari kiamat”. Diriwayatkan oleh Abu Dawud dan At-Tirmidziy.[19]
الْإِمَامُ الْعَادِلُ يُظِلُّهُ اللهُ فِي ظِلِّهِ
“Imam yang ‘adil akan dinaungi oleh Allah (pada hari kiamat) di bawah naungan-Nya”.[20]
الْمُقْسِطُونَ عَلَى مَنَابِرَ مِنْ نُورٍ، الَّذِيْنَ يَعْدِلُونَ فِي حُكْمِهِمْ وَأَهْلِيْهِمْ وَمَا وَلُوا
“Orang-orang yang ‘adil berada di mimbar-mimbar yang terbuat dari cahaya, dimana mereka berbuat ‘adil dalam hukum mereka, keluarga mereka, dan siapa saja yang berada di bawah kepemimpinan mereka”.[21]
شِرَارُ أَئِمَّتِكُمُ الَّذِيْنَ تَبْغُضُوْنَهُمْ وَيُبْغِضُوْنَكُمْ، وَتَلْعَنُونَهُمْ وَيَلْعَنُونَكُمْ. قالوا : يا رسول الله ! أفلا ننابذهم ؟ قال : لَا، مَا أَقَامُوا فِيْكُمُ الصَّلَاةَ
“Seburuk-buruk pemimpin kalian adalah (orang) yang kalian membencinya dan mereka pun membenci kalian, kalian melaknatnya dan mereka pun melaknat kalian”. Para shahabat bertanya : “Wahai Rasulullah, tidakkah kita boleh menyingkirkannya ?”. Beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Tidak, selama mereka mendirikan shalat di tengah-tengah kalian”.[22] Keduanya (yaitu hadits ini dan sebelumnya) diriwayatkan oleh Muslim.
إِنَّ اللهَ لَيُمْلِي لِلظَّالِمِ حَتَّى إِذَا أَخَذَهُ لَمْ يُفْلِتْهُ، ثُمَّ قَرَأَ : {وَكَذَلِكَ أَخْذُ رَبِّكَ إِذَا أَخَذَ الْقُرَى وَهِيَ ظَالِمَةٌ إِنَّ أَخْذَهُ أَلِيمٌ شَدِيدٌ}. متفق عليه
“Sesungguhnya Allah benar-benar mengulur waktu bagi orang yang dhaalim hingga jika Ia mematikannya, Ia tidak akan meluputkannya”. Kemudian beliau membaca ayat : “Dan begitulah azab Tuhanmu, apabila Dia mengazab penduduk negeri-negeri yang berbuat zalim. Sesungguhnya azab-Nya itu adalah sangat pedih lagi keras”.[23]
Diriwayatkan oleh Al-Bukhariy dan Muslim.
Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam pernah berkata kepada Mu’aadz saat beliau mengutusnya ke negeri Yaman :
إِيَّاكَ وَكَرَائِمَ أَمْوَالِهِمْ، وَاتَّقِ دَعْوَةَ الْمَظْلُومِ فَإِنَّهُ لَيْسَ بَيْنَهَا وَبَيْنَ اللهِ حِجَابٌُ. متفق عليه
“Berhati-hatilah engkau terhadap harta-harta kesayangan mereka. Dan takutlah engkau terhadap doa orang yang terdhalimi, karena sesungguhnya tidak ada satu pun penghalang antaranya dan Allah”.[24] Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim.
إِنَّ شَرَّ الرِّعَاءِ الْخُطَمَةُ. متفق عليه
“Sesungguhnya seburuk-buruk penguasa adalah penguasa yang dhalim”.[25]
Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim.
ثَلَاثٌ لَا يُكَلِّمُهُمُ اللهُ....... فذكر منهم الملك الكذاب
“Ada tiga golongan yang tidaka akan diajak bicara oleh Allah…………”. Kemudian beliau menyebutkan di antaranya pemimpin pendusta.[26]
Allah ta’ala berfirman :
تِلْكَ الدَّارُ الآخِرَةُ نَجْعَلُهَا لِلَّذِينَ لا يُرِيدُونَ عُلُوًّا فِي الأرْضِ وَلا فَسَادًا وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِينَ
“Negeri akhirat itu, Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di (muka) bumi. Dan kesudahan (yang baik) itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa” [QS. Al-Qashshash : 83].
Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
إِنَّكُمْ سَتَحْرِصُوْنَ عَلَى الْإِمَارَةِ، وَسَتَكُوْنُ نَدَامَةَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ. رواه البخاري
“Sesungguhnya kalian akan sangat menginginkan kekuasaan (‘imarah) padahal kelak ia akan menjadi penyesalan di hari kiamat”. Diriwayatkan oleh Al-Bukhari.[27]
إِنَّا وَاللهِ لَا نُوَلِّي هَذَا الْعَمَلَ أَحَدًا سَأَلَهُ، أَوْ أَحَدًا حَرَصَ عَلَيْهِ. متفق عليه
“Sesungguhnya kami – demi Allah – tidak akan menyerahkan pekerjaan (yaitu jabatan) ini kepada orang yang memintanya atau orang yang berambisi kepadanya”. Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim.[28]
يَا كَعْبَ بْنِ عُجْرَةََ ! أَعَاذَكَ اللهُ مِنْ إِمَارَةِ السُّفَهَاء؛ أُمَرَاءُ يَكُونُونَ مِنْ بَعْدِيْ وَلَا يَهْتَدُونَ بِهَدْيِيْ، وَلَا يَسْتَنُّونَ بِسُنَّتِيْ. صححه الحاكم
“Wahai Ka’b bin ‘Ujrah ! Semoga Allah melindungimu dari kepemimpinan orang-orang pandir. Para pemimpin yang muncul setelahku dimana mereka tidak mengambil petunjuk dengan petunjukku dan mengambil sunnah dengan sunnahku”. Dishahihkan oleh Al-Haakim.[29]
ثَلَاثٌُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٍ لَا شَكَّ فِيْهِنَّ : دَعوَةُ الْمَظْلُومِ، وَدَعوَةُ الْمُسَافِرِ، وَدَعْوَةُ الْوَالِدِ عَلَى وَلَدِهِ - سنده قوي
“Ada tiga doa mustajab yang tidak ada keraguan padanya : doa orang yang teraniaya, doa orang yang sedang bepergian (musafir), dan doa orang tua kepada anaknya”.[30] Sanadnya kuat.
ARTIKEL ISLAM

-Tidak suka mengerjakan solat
-Suka bercakap bohong kepada suami
-Suka berhias untuk selain suaminya
-Tidak mensyukuri kesenangan yang diberikan oleh suami
-Tidak menghormati suami
-Suka mencari musuh
-Sombong
-Tidak takut kepada Allah sedikit pun
-Tidak mahu mengaku salah bila buat salah
-Tidak mahu minta maaf kepada suami
-Tidak boleh dinasihati oleh siapa saja
-Degil dan keras kepala
-Merasakan diri lebih baik dari orang lain
-Suka berpoya-poya
-Malas melakukan amalan baik seperti membaca quran, selawat dan istighfar
-Suka memandang rendah kepada orang lain
sumber dari facebook Bercinta Selepas Nikah
ARTIKEL ISLAM

1. Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam diutuskan kepada semua manusia dan jin. Sedangkan Nabi-nabi terdahulu hanya diutuskan kepada Kaumnya sahaja. (Hr Bukhari)
2. Dihalalkan harta rampasan perang (ghanimah) kepada Nabi Sallallahu Alaihi Wasallamsedangkan tidak dihalalkan bagi manusia-manusia sebelum Nabi. (Hr Bukhari)
3. Semua tanah dan tempat di muka bumi ini boleh dijadikan tempat solat. (HBukhari)
4. Nabi-nabi dan ummat terdahulu tidak bersembahyang melainkan di tempat-tempat ibadah yang khusus. (Hr Ahmad)
5. Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam diberi bantuan ketika menghadapi musuh-musuh Islam dengan Allah SWT mencampakkan perasaan takut dalam hati-hati musuh sebelum sampai bertemu tentera-tentera Islam sejauh sebulan perjalanan. (Hr Bukhari)
6. Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam diberi Syafaat. (Hr Bukhari) Syafaatnya untuk ummatnya bagi orang yang tidak melakukan syirik. (Hr Ahmad)
7. Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam diberikan “Jawamiul Kalim”. (Hr Muslim) Iaitu kalimah yang ringkas tetapi mengandungi banyak makna.
8. Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam adalah penutup bagi kenabian. (Hr Muslim)
9. Diberikan Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam ayat-ayat di akhir surah al-Baqarah dari gedung di bawah arasy. (Hr an-Nisaei)
10. Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam diberikan kunci-kunci bumi. (Hr Ahmad)
11. Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam adalah orang yang pertama diberi nama Ahmad. (Hr Ahmad)
12. Ummat Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam adalah yang sebaik-baik umat. (Hr Ahmad)
13. Diampunkan dosanya yang terdahulu dan yang akan datang semasa dia lahir ke dunia lagi. (Hr al-Bazzar)
14. Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam diberikan Telaga al-Kauthar di akhirat. (Hr al-Bazzar)
15. Mula-mula syaitan yang bersama Nabi Muhammad adalah kafir. kemudian Allah SWT membantu Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam dengan Islamnya syaitan tersebut.
16. Dijadikan saf Ummat Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam seperti saf para malaikat. (Hr Muslim)
والله أعلم بالصواب
(Hanya Allah Maha Mengetahui apa yang benar)
Wallahua'lam...
ARTIKEL ISLAM
1. Safarul Ghazab
Perjalanan Ghazab atau perjalanan kerana murka, adalah perjalanan Musa as. ketika beliau dihanyutkan oleh ibunya ke dalam sungai, kerana takut kemurkaan Fir’un.
Firman Allah SWT bermaksud: “Dan Kami ilhamkan kepada ibu Musa, “Susukanlah dia, dan apabila kamu khuatir terhadapnya maka jatuhkanlah dia ke dalam sungai (Nil). Dan janganlah kamu bimbang dan jangan pula bersedih hati, kerana sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya salah seorang daripada Rasul.”
(Al-Qashash: 7)
2. Safarul Harab
Safarul Harab adalah perjalanan Nabi Musa ketika melarikan diri dari Mesir ke Madyan.
Firman Allah SWT bermaksud: “Maka keluarlah Musa dari kota itu dengan rasa takut menunggu-nunggu dengan kebimbangan, dia berdoa: Ya Tuhanku, selamatkanlah aku dari orang-orang yang zalim itu. Dan Tatkala ia menghadap kejurusan negeri Madyan ia berdoa lagi: Mudah-mudahan Tuhanku memimpinku ke jalan yang benar.”
(Al-Qashash: 21-22)
3. Safarul Thalab
Safarul Thalab adalah perjalanan menuntut sesuatu. Merupakan perjalanan Nabi Musa ketika pulang dari negeri Madyan dan beliau memerlukan api. Kemudia beliau melihat cahaya api, maka dihampirinya.
Firman Allah SWT berbunyi: “Maka Tatkala Musa telah menyelesaikan waktu yang ditentukan dan dia berangkat dengan keluarganya, dilihatnya api di kaki gunung, ia berkata kepada keluarganya: “Tunggulah di sini, sesungguhnya aku melihat api, mudah-mudahan aku dapat membawa suatu berita kepadamu dari tempat api itu atau membawa sesuluh api, agar kamu dapat menghangatkan badan.”
(Al-Qashash: 29)
4. Safarus Sabab
Safarus Sabab adalah perjalanan yang disebabkan sesuatu. Iaitu perjalanan Musa as. keluar dari Mesir menuju Sungai Nil dikejar oleh Fir’un berserta tenteranya. Perjalanan itu jugalah yang menjadi sebab kebinasaan Fira’un.
Firman Allah SWT bermaksud: “Dan Kami selamatkan Musa dan orang-orang yang bersertanya semuanya. Dan Kami tenggelamkan golongan yang lain.”
(Asy-Syu’ara: 65-66)
5. Safarul ‘Ujub
Safarul Ujub iaitu perjalanan ujub, yang merupakan perjalanan Musa as. bersama kaumnya ketika tersesat di hutan belantara selama 40 tahun. Mereka diberi Allah makanan berupa ‘manna’ dan ‘salwa’ dan dikeluarkan oleh Allah air dari batu-batu untuk minuman mereka.
Firman Allah SWT bermaksud: “Dan Kami naungi kamu dengan awan, dan Kami turunkan kepadamu ‘manna’ dan ‘salwa.’ makanlah dari makanan yang baik-baik yang telah Kami berikan kepadamu.”
(Al-Baqarah: 57)
Firman Allah SWT lagi yang bermaksud: “Dan ingatlah ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami berfirman: “Pukullah batu itu dengan tongkatmu.” Lalu memancarlah daripadanya dua belas mata air. Sungguh tiap-tiap suku telah mengetahui tempat minumnya masing-masing. Makan dan minumlah rezeki yang diberikan oleh Allah, dan janganlah kamu berkeliaran di muka bumi dengan berbuat kerosakan.”
(Al-Baqarah: 60)
Diceritakan bahawa kaum Nabi Musa as. yang ikut bersamanya di hutan belantara itu berjumlah tujuh puluh ribu orang. Mereka semua terdiri daripada 12 kaum.
Firman Allah SWT bermaksud: “Dan mereka Kami bagi menjadi dua belas suku atau kaum yang masing-masing suku mempunyai jumlah yang ramai dan Kami wahyukan kepada Musa ketika kaumnya meminta air kepadanya: “Pukullah batu itu dengan tongkatmu!”. Maka memancarlah daripadanya dua belas mata air. Sesungguhnya tiap-tiap suku mengetahui tempat minum masing-masing. Dan Kami naungkan awan di atas mereka dan Kami turunkan kepada mereka ‘manna dan salwa’. Kami berfirman: “Makanlah yang baik-baik dari apa yang telah Kami rezekikan kepadamu.” Mereka tidak menganiaya Kami, tetapi merekalah yang selalu menganiaya diri mereka sendiri.”
(Al-A’raaf: 160)
6. Safarul Adab
Safarul Adab adalah perjalanan pendidikan, iaitu perjalanan Nabi Musa ke tepi sungai untuk berjumpa dengan Khidir as.
Firman Allah SWT bermaksud: “Dan ingatlah ketika Musa berkata kepada muridnya: “Aku tidak akan berhenti berjalan sebelum sampai ke pertemuan dua buah lautan, atau aku akan berjalan sampai bertahun-tahun. Maka Tatkala mereka sampai ke pertemuan dua buah laut itu, mereka lupa akan ikannya, lalu ikan itu melompat mengambil jalannya ke laut itu. Maka Tatkala mereka berjalan lebih jauh, berkatalah Musa kepada muridnya: “Bawalah kemari makanan itu, sesungguhnya kita telah merasa letih kerana perjalanan kita ini. Muridnya menjawab: Tahukah kamu tatkala kita mencari tempat berlindung di batu tadi, maka sesungguhnya aku lupa menceritakan tentang ikan itu dan tidak adalah yang melupakan aku untuk menceritakannya kecuali syaitan dan ikan itu mengambil jalannya ke laut dengan cara yang aneh sekali. Musa berkata: “Itulah tempat yang kita cari. Lalu keduanya kembali mengikuti jejak mereka semula. Lalu mereka bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba Kami yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami. Musa berkata kepada Khaidir: “Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu.”
(Al-Kahfi: 60-66)
7. Safarut Tharbi
Safarut Tharbi adalah perjalanan suka cita, iaitu perjalanan Nabi Musa ke Bukit Thursina untuk bermunajat kepada Allah SWT.
Firman Allah SWT bermaksud: “Dan Tatkala Musa datang untuk munajat dengan Kami pada waktu yang telah Kami tentukan…”
(Al-A’raaf: 143)
Nabi Musa as. pergi ke Gunung Thursina
Nabi Musa as. pergi ke Gunung Thursina pada hari Isnin. Sesuai dengan firman Allah yang dijelaskan dalam Al-Quran:
“Dan Tatkala Musa datang untuk (munajat dengan Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman langsung kepadanya, berkatalah Musa: “Ya Tuhanku, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat kepada-Mu.” Tuhan berfirman: “Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku, tetapi melihatlah ke bukit itu, maka jika ia tetap di tempatnya, nescaya kamu dapat melihat-Ku.” Tatkala Tuhannya nampak bagi gunung itu, kejadian itu menjadikan gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pengsan. Maka Setelah Musa sedar kembali, dia berkata: “Maha Suci Engkau, aku bertaubat kepada Engkau dan aku orang yang pertama-tama beriman.”
(Al-A’raaf: 143)
ARTIKEL ISLAM

Di hari kiamat, akan keluar seekor binatang dari neraka jahannam yang bernama "Huraisy", berasal dari anak kala jengking. Besarnya Huraisy ini dari timur hingga ke barat dan panjangnya pula seperti jarak langit dan bumi..
Malaikat Jibril bertanya; "Hai Huraisy! Engkau hendak ke mana dan siapa yang kau cari?"
Huraisy pun menjawab; "Aku mahu mencari 5 orang:
• Pertama, orang yang meninggalkan sembahyang.
• Kedua, orang yang tidak mahu membayar zakat.
• Ketiga, orang yang derhaka kepada ibubapanya.
• Keempat, orang yang bercakap tentang dunia di dalam masjid.
• Kelima, orang yang suka minum arak."
ARTIKEL ISLAM

Berikut 15 perkara merupakan keajaipan yang kurang diketahui ramai tentang struktur Kaabah dari sudut sains :
1. Mekah adalah kawasan yang mempunyai graviti paling stabil.
2. Tekanan gravitinya tinggi, dan di situlah berpusatnya bunyi-bunyian yang membina yang tidak boleh didengar oleh telinga.
3. tekanan graviti yang tinggi memberi kesan langsung kepada sistem imun badan untuk bertindak sebagai pertahanan daripada segala serangan penyakit.
4. graviti tinggi = elektron ion negatif yang berkumpul di situ tinggi.
5. Apa yang diniatkan di hati adalah gema yang tidak boleh didengar tetapi boleh dikesan frekuensinya. Pengaruh elektron menyebabkan kekuatan dalaman.kembali tinggi, penuh bersemangat untuk melakukan ibadat, tidak ada sifat putus asa, mahu terus hidup, penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah.
6. Gelombang radio tidak boleh mengesan kedudukan Kaabah.
7. Malah teknologi satelit pun tidak boleh meneropong apa yang ada di dalam Kaabah. Frekuensi radio tidak mungkin dapat membaca apa-apa yang ada di dalam Kaabah kerana tekanan graviti yang tinggi.
8. Tempat yang paling tinggi tekanan gravitinya, mempunyai kandungan garam dan aliran anak sungai di bawah tanah yang banyak. Sebab itulah jika bersembahyang di Masjidilharam walaupun di tempat yang terbuka tanpa bumbung masih terasa sejuk.
9. Kaabah bukan sekadar bangunan hitam empat persegi tetapi satu tempat yang ajaib kerana di situ pemusatan tenaga, graviti, zon magnetisme sifar dan tempat yang paling dirahmati.
10. Tidur dengan posisi menghadap Kaabah secara automatik otak tengah akan terangsang sangat aktif hingga tulang belakang dan menghasilkan sel darah.
11. Pergerakan mengelilingi Kaabah arah lawan jam memberikan tenaga hayat secara semula jadi daripada alam semesta. semua yang ada di alam ini bergerak mengikut lawan jam, Allah telah tentukan hukumnya begitu.
12. Peredaran darah atau apa saja di dalam tubuh manusia mengikut lawan jam. Justeru dengan mengelilingi Kaabah mengikut lawan jam, bermakna peredaran darah di dalam badan meningkat dan sudah tentunya akan menambahkan tenaga. Sebab itulah orang yang berada di Mekah sentiasa bertenaga, sihat dan panjang umur.
13. Manakala bilangan tujuh itu adalah simbolik kepada tidak terhingga banyaknya. Angka tujuh itu membawa maksud tidak terhad atau terlalu banyak. Dengan melakukan tujuh kali pusingan sebenarnya kita mendapat ibadat yang tidak terhad jumlahnya.
14. Larangan memakai topi, songkok atau menutup kepala kerana rambut dan bulu roma (lelaki) adalah ibarat antena untuk menerima gelombang yang baik yang dipancarkan terus dari Kaabah. Sebab itu lah selepas melakukan haji kita seperti dilahirkan semula sebagai manusia baru kerana segala yang buruk telah ditarik keluar dan digantikan dengan nur atau cahaya yang baru.
15. Selepas selesai semua itu barulah bercukur atau tahalul. Tujuannya untuk melepaskan diri daripada pantang larang dalam ihram. Namun rahsia di sebaliknya adalah untuk membersihkan antena atau reseptor kita dari segala kekotoran supaya hanya gelombang yang baik saja akan diterima oleh tubuh.
ARTIKEL ISLAM

Ramai di kalangan muslimin langsung tidak ambil berat, malah ada yang langsung tidak tahu menahu tentang larangan isbal.
Mereka solat dengan kain atau seluar labuh menutup mata kaki. Sedangkan ia dilarang keras baik ketika solat mahupun di luar solat.
Isbal ertinya melabuhkan kain atau seluar hingga menutupi mata kaki, dan hal ini dilarang secara tegas baik kerana sombong ataupun tidak.
Larangan isbal bagi laki-laki telah dijelaskan dalam hadits-hadits Rasulullah SAW yang sangat banyak, maka selayaknya bagi seorang muslim yang redha Islam sebagai agamanya untuk menjauhi hal ini.
Namun ada sebahagian kalangan yang dianggap berilmu, menolak (larangan) isbal dengan alasan yang rapuh iaitu dengan niat “tidak sombong” - maka diperbolehkan?!
Mungkin mereka tidak sombong dengan manusia tetapi mereka tetap sombong pada perintah Rasulullah.
Untuk lebih jelasnya, berikut dipaparkan perkara yang sebenarnya tentang isbal agar menjadi panduan bagi orang-orang yang mencari kebenaran.
Salah satu kewajiban seorang muslim adalah meneladani Rasulullah SAW dalam segala perkara, termasuk dalam masalah pakaian.
Rasulullah telah memberikan batas-batas syar'I terhadap pakaian seorang muslim, perhatikan hadits-hadits berikut:.
Rasulullah SAW bersabda :Ertinya : “Keadaan sarung seorang muslim hingga setengah betis, tidaklah berdosa bila memanjangkannya antara setengah betis hingga di atas mata kaki. Dan apa yang turun dibawah mata kaki maka bahagiannya di neraka. Barangsiapa yang menarik pakaiannya kerana sombong maka Allah tidak akan melihatnya” (Hadits riwayat Imam Abu Dawud 4093, Ibnu Majah 3573, Ahmad 3/5, Malik 12. Disahihkan oleh Al-Albani dalam Al-Misykah 4331)
Berkata Syaroful Haq Azhim Abadi rahimahullah: “Hadits ini menunjukkan bahwa yang sunnah hendaklah kain atau seluar seorang muslim adalah hingga setengah betis, dan dibolehkan turun dari setengah betis hingga di atas mata kaki. Apa saja yang dibawah mata kaki maka hal itu terlarang dan haram. [Aunul Ma’bud 11/103]
Dari Hudzaifah Radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata. Ertinya : Rasulullah SAW memegang otot betisku lalu bersabda, “Ini merupakan batas bawah kain sarung. Jika engkau enggan maka boleh lebih bawah lagi. Jika engkau masih enggan juga, maka tidak ada hak bagi sarung pada mata kaki” [Hadits riwayat Imam Tirmidzi 1783, Ibnu Majah 3572, Ahmad 5/382, Ibnu Hibban 1447. Disahihkan oleh Al-Albani dalam Ash-Shahihah 1765]
Dari Abi Juhaifah Radhiyallahu ‘anhu berkata. “Aku melihat Nabi SAW keluar dengan memakai Hullah Hamro' seakan-akansaya melihat kedua betisnya yang sangat putih” (Hadits riwayat Imam Tirmidzi dalam Sunannya 197, dalam Syamail Muhammadiyah 52, dan Ahmad 4/308)
'Ubaid bin Khalid Radhiyallahu ‘anhu berkata : “Tatkala aku sedang berjalan di kota Madinah, tiba-tiba ada seorang di belakangku berkata, "Tinggikan sarungmu! Sesungguhnya hal itu lebih mendekatkan kepada ketakwaan." Ternyata dia adalah Rasulullah SAW. Aku pun bertanya kepadanya, "Wahai Rasulullah, ini Burdah Malhaa (pakaian yang mahal). Rasulullah menjawab, "Tidakkah pada diriku terdapat teladan?" Maka aku melihat sarungnya hingga setengah betis”. (Hadits riwayat Imam Tirmidzi dalam Syamail 97, Ahmad 5/364. Disahihkan oleh Al-Albani dalam Mukhtashor Syamail Muhammadiyah, hal. 69)
Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah pernah ditanya tentang seseorang yang memanjangkan seluarnya hingga melebihi mata kaki. Beliau menjawab: “Panjangnya baju, seluar dan seluruh pakaian hendaklah tidak melebihi kedua mata kaki, sebagaimana telah tetap dari hadits-hadits Nabi SAW” (Majmu' Fatawa 22/14)
Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata : “Walhasil, ada dua keadaan bagi laki-laki; dianjurkan yaitu menurunkan sarung hingga setengah betis, boleh yaitu hingga di atas kedua mata kaki. Demikian pula bagi wanita ada dua keadaan; dianjurkan yaitu menurunkan di bawah mata kaki hingga sejengkal, dan dibolehkan hingga sehasta” (Fathul Bari 10/320)
Dari Abu Dzar bahwasanya Rasulullah SAW bersabda : “Ada tiga golongan yang tidak akan diajak bicara oleh Allah pada hari kiamat dan bagi mereka azab yang pedih. Rasulullah menyebutkan tiga golongan tersebut berulang-ulang sebanyak tiga kali, Abu Dzar berkata : "Merugilah mereka! Siapakah mereka wahai Rasulullah?"
Rasulullah menjawab: "Orang yang suka memanjangkan pakaiannya, yang suka mengungkit-ungkit pemberian dan orang yang melariskan dagangannya dengan sumpah palsu." [Hadits riwayat Imam Muslim 106, Abu Dawud 4087, Nasa'i 4455, Darimi 2608. Lihat Irwa': 900]
Dari Abu Hurairah bahwasanya Nabi ersabda : "Apa saja yang di bawah kedua mata kaki di dalam neraka." (Hadits riwayat Imam Bukhari 5797, Ibnu Majah 3573, Ahmad 2/96)
Hadits-hadits di atas mengisyaratkan bahwa panjang pakaian seorang muslim tidaklah melebihi kedua mata kaki dan yang paling utama hingga setengah betis, sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW dalam haditsnya sebagaimana di atas.
Jika adab berpakaian bagi lelaki sedemikian di luar solat, apalagi sekiranya ia ketika mengerjakan solat!
Isbal tidak membatalkan solat tetapi solatnya tidak diterima olah Allah seperti sabda Rasulullah SAW, ' Sesungguhnya Allah tidak menerima solat orang yang kainnya melabuhi bukulali.' riwayat Abu Daud.
Solat tidak diterima bermaksud kita tidak mendapat apa2 pahala dan juga tidak berdosa seperti dosa meninggalkan solat.
Bermaksud sia-sialah solat itu kerana tidak diterima walaupun sah dari segi hukumnya.
Nota:
Sarung kaki atau jaurab (stoking) tidak dikatogerikan sebagai pakaian isbal. Ini bererti sesiapa yang memakai sarung kaki atau sepatu yang menutup mata kaki tidak dianggap berisbal. Persoalan ini telah dibincangkan oleh para fuqaha.
Wallahhu’alam.....
Sila rujuk pada yg lebih arif jika ada kemuskilan....info saya pasti ada kelemahan dan kekurangan.
Wallahu'aklam.
ARTIKEL ISLAM
Subscribe to:
Posts (Atom)
Recent Comments